Jumat, 19 Juni 2009

SBY Anti Korupsi, Mega Kerakyatan, JK Mandiri


Penulis: Heri Susanto

VIVAnews - Platform ekonomi calon presiden mulai banyak diperdebatkan seiring dengan semakin dekatnya pemilihan umum presiden pada 8 Juli mendatang. Dari visi-misi yang dilontarkan oleh para calon presiden itu, sejumlah perbedaan mencolok mulai mengemuka.

"Misalnya, SBY-Boediono terlihat jelas akan terus memperjuangkan pemerintah anti korupsi," kata Kepala Ekonom Bank Danamon, Anton Gunawan kepada VIVAnews di Jakarta, 18 Mei 2009. Artinya, kebijakan atau reformasi ekonomi yang akan diterapkan juga sejalan dengan pemberantasan korupsi.

Namun, menurut Anton, secara umum program ekonomi yang akan dicanangkan oleh SBY-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto tampaknya akan lebih realistis ketimbang yang ditawarkan oleh Mega Prabowo. JK Wiranto, misalnya, sudah memasang target pertumbuhan 8 persen, sedangkan Prabowo sebesar 10 persen.

SBY-Boediono kemungkinan besar juga akan menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan. Duet ini memang belum menetapkan satu target pertumbuhan. "Namun, dalam waktu dekat, mereka pasti akan mengumumkan targetnya berapa," kata dia.

Megawati-Prabowo, menurut Anton, akan memprioritaskan pembangunan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan serta pertumbuhan ekonomi tinggi hingga dua digit. "Namun, saya ragu apa bisa menggabungkan ekonomi kerakyatan dengan pertumbuhan ekonomi 10 persen," katanya.

Anton mengaku sepakat dengan program ekonomi kerakyatan dan pertanian yang digembar-gemborkan oleh Prabowo. Namun, dia meragukan program itu bakal sulit diterapkan. Situasinya akan berbeda dibandingkan masa pemerintahan Soeharto.

"Saat itu, sistem dan infrastruktur pertanian sudah dibangun," ujar Anton. Dengan begitu, Soeharto bisa berhasil membangun pertanian Indonesia. Kalau sekarang, mau membangun pertanian dalam skala besar, pemerintah akan kesulitan soal anggarannya. "Duitnya darimana?"

Sedangkan, Jusuf Kalla-Wiranto lebih mengedepankan soal kemandirian. Dalam dialog dengan Kamar Dagang dan Industri, Jusuf Kalla menekankan soal pentingnya kemandirian ekonomi Indonesia. Menurut Kalla, bangsa Indonesia memiliki kemampuan, potensi dan sumber alam yang besar untuk menjadi bangsa mandiri.

JK-Win berjanji akan membentuk ekonomi bangsa yang Mandiri untuk seluruh rakyat. Ini berbeda dengan masa lalu yang terlalu banyak menggantungkan diri ke bangsa lain. Kalla memberikan contoh soal kekayaan gas. "Jika RI hanya mengekspor gas, maka Indonesia akan mendapatkan satu. Namun, kalau dipakai untuk industri petrokimia, maka RI akan mendapatkan empat," kata Kalla.

Ke depan, menurut Anton, Kalla sepertinya akan fokus melanjutkan pembangunan ekonomi yang sudah jalan, seperti pembangunan infrastruktur untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.


• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar